MAKNews, Hiroshima – Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, mengkritik pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang membandingkan serangan udara Israel ke Iran dengan pemboman atom di Hiroshima pada tahun 1945. Matsui menilai pernyataan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman Trump tentang dampak senjata nuklir yang menghancurkan.
Dalam wawancara dengan wartawan, Matsui menyatakan, “Bagi saya, dia tidak sepenuhnya memahami realita bom atom yang jika salah digunakan akan membunuh banyak nyawa warga sipil tak bersalah, terlepas apakah mereka teman atau musuh, dan mengancam kelangsungan hidup manusia,” seperti dikutip dari AFP pada Rabu (2/7).
Matsui juga mengundang Trump untuk mengunjungi Hiroshima guna melihat langsung dampak bom atom dan memahami semangat perdamaian kota tersebut. “Saya harap Presiden Trump dapat mengunjungi wilayah yang dibom untuk melihat realita bom atom dan merasakan semangat Hiroshima, kemudian baru membuat pernyataan,” tambahnya, sebagaimana dilaporkan oleh Kyodo News.
Pernyataan serupa juga disampaikan dalam laporan The Japan Times, yang menyebutkan bahwa Matsui mendesak Trump untuk memahami efek nyata dari senjata nuklir. Kritik ini muncul sebagai respons atas pernyataan Trump yang dianggap tidak tepat oleh Matsui dan beberapa pihak di Jepang, termasuk para penyintas bom atom (hibakusha). Menurut The Japan Times, pejabat di Hiroshima dan Nagasaki menilai perbandingan yang dibuat Trump meremehkan tragedi kemanusiaan yang terjadi akibat pemboman atom pada Perang Dunia II.
Latar belakang pernyataan Trump sendiri merujuk pada komentarnya yang menyamakan serangan udara Israel ke Iran dengan skala kehancuran bom atom Hiroshima. Namun, konteks lengkap pernyataan tersebut belum dijelaskan secara rinci dalam laporan media. Meski demikian, pernyataan ini memicu reaksi keras dari Jepang, khususnya dari Hiroshima, yang terus mempromosikan perdamaian dan penghapusan senjata nuklir.
Hiroshima, yang dibom oleh Amerika Serikat pada 6 Agustus 1945, kehilangan puluhan ribu nyawa dan menderita dampak jangka panjang akibat radiasi. Kota ini kini menjadi simbol perdamaian dunia dan tempat peringatan tahunan untuk mengenang korban bom atom atau nuklir.***