PM Albanese Menyebutnya “Aksi Terorisme Antisemitik”; Pelaku Dikenali sebagai Ayah dan Anak yang Terinspirasi ISIS.
MAKNews, Sydney — Tragedi penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, pada Desember 2025, yang menewaskan banyak korban, kini telah diidentifikasi secara resmi sebagai serangan teroris dengan motif utama antisemitik (kebencian terhadap Yahudi). Motif ini diperkuat oleh waktu kejadian, yang bertepatan dengan perayaan suci Yahudi, Hanukkah.
Motif Kebencian di Tengah Perayaan Hanukkah
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dengan tegas menyatakan bahwa serangan ini adalah “aksi terorisme antisemitik.”
Antisemitik adalah istilah yang merujuk pada prasangka, kebencian, atau diskriminasi terhadap orang Yahudi. Serangan tersebut secara spesifik menargetkan area yang ramai saat komunitas Yahudi setempat sedang berkumpul.
Sedangkan Hanukkah merupakan Hari Raya Yahudi yang dikenal sebagai Festival Cahaya (The Festival of Lights). Perayaan ini berlangsung selama delapan hari dan delapan malam, memperingati kemenangan kuno orang Yahudi dan keajaiban minyak. Serangan yang terjadi saat Hanukkah menegaskan niat pelaku untuk menyebarkan teror dan kekerasan di tengah komunitas yang sedang merayakan hari raya suci mereka.
Kepolisian Federal Australia (AFP) menambahkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan para pelaku terinspirasi oleh ideologi teroris ekstremis, terutama dari kelompok ISIS (Islamic State). Dua bendera ISIS bahkan dilaporkan ditemukan di dalam kendaraan yang digunakan oleh para pelaku.
Identitas Pelaku: Sajid dan Naveed Akram
Pihak berwenang Australia telah mengidentifikasi secara jelas kedua pelaku penembakan sebagai ayah dan anak yang berlatar belakang Timur Tengah/Pakistan dan merupakan warga negara Australia.
Sajid Akram (50): Sang Ayah. Sajid tewas di tempat kejadian setelah ditembak oleh aparat kepolisian. Sedangkan Naveed Akram (24): Sang Anak. Naveed ditangkap setelah mengalami luka parah dalam baku tembak.
Kejelasan mengenai identitas pelaku ini membantah rumor awal dan mengarahkan fokus penyelidikan pada bagaimana kedua individu tersebut dapat teradikalisasi hingga melakukan tindakan kekerasan massal yang didorong oleh kebencian ekstremis.
Kontras Heroik
Di tengah narasi kebencian ini, muncul kisah kontras dari Ahmed El Ahmed, seorang migran Muslim dari Suriah. Tindakannya yang heroik dalam melawan para pelaku, meskipun ditembak berkali-kali, menjadi simbol persatuan. Aksi Ahmed menunjukkan bahwa teror dan kebencian tidak memiliki tempat di Australia, dan keberanian sipil melampaui batas-batas agama dan etnis. (Hendry Abbas- Au)****
