MAKNews, Jakarta – Kolombia kembali dikejutkan oleh insiden kekerasan politik yang menargetkan salah satu tokoh sentral dalam perhelatan demokrasi. Pada Penembakan Mengejutkan Calon Presiden Kolombia: Miguel Uribe Turbay dalam Kondisi KritisSabtu, 7 Juni 2025, calon presiden Miguel Uribe Turbay ditembak tiga kali, dua di antaranya mengenai bagian kepala, saat menyampaikan pidato kampanye di Bogota. Insiden ini terjadi menjelang pemilihan presiden yang diperkirakan akan berlangsung sangat kompetitif, menambah daftar panjang tantangan keamanan yang dihadapi negara tersebut.
Miguel Uribe Turbay sendiri adalah seorang politisi Kolombia yang berasal dari keluarga dengan latar belakang politik yang kuat. Ia merupakan cucu dari mantan Presiden Kolombia, Julio César Turbay Ayala. Sejak awal kariernya, Uribe Turbay dikenal sebagai sosok yang vokal dan progresif, seringkali menyuarakan reformasi dan penegakan hukum yang tegas.
Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Uribe Turbay telah memegang beberapa jabatan penting. Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Kota Bogota, di mana ia aktif dalam isu-isu tata kota dan pembangunan. Kiprahnya kemudian berlanjut ke tingkat nasional, dikenal dengan pandangan konservatif namun tetap terbuka terhadap dialog. Ia memiliki basis dukungan yang signifikan di kalangan kelas menengah dan atas, serta sebagian sektor bisnis yang mengharapkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam kampanyenya, Uribe Turbay kerap menekankan isu keamanan, pemberantasan korupsi, dan penguatan institusi negara. Ia mengusung narasi tentang perlunya Kolombia kembali ke jalur stabilitas setelah beberapa tahun terakhir yang diwarnai gejolak sosial dan politik. Pendekatan ini menarik perhatian banyak pemilih yang mendambakan ketertiban dan kemajuan.
Kronologi Penembakan
Penembakan terhadap Miguel Uribe Turbay terjadi di tengah keramaian acara kampanye terbuka. Saksi mata melaporkan bahwa seorang individu tiba-tiba mendekati podium dan melepaskan tembakan ke arah Uribe Turbay. Setelah insiden, ia segera dilarikan ke rumah sakit dan langsung menjalani operasi. Kondisinya saat ini dilaporkan kritis, namun tim medis terus berupaya menyelamatkan nyawanya.
Pihak berwenang Kolombia bergerak cepat. Seorang remaja berusia 15 tahun telah ditangkap sebagai pelaku penembakan. Motif di balik serangan ini masih dalam penyelidikan, dan pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain atau kelompok tertentu. Pemerintah Kolombia telah menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi kredibel yang dapat membantu mengungkap tuntas kasus ini. Insiden ini sontak memicu kecaman keras dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, yang menyerukan agar keadilan ditegakkan dan proses demokrasi tetap berjalan damai.
Situasi Politik menjelang Pilpres Kolombia 2025 diperkirakan akan menjadi salah satu yang paling sengit dalam sejarah Kolombia. Dengan berbagai isu yang kompleks, mulai dari masalah keamanan, pemberantasan narkoba, implementasi perjanjian damai, hingga kesenjangan sosial, para kandidat berupaya keras memenangkan hati rakyat.
Secara umum, peta politik Kolombia cenderung terbagi antara kekuatan konservatif dan progresif, meskipun ada pula beberapa partai dan gerakan sentris yang mencoba menjembatani perbedaan. Partai-partai tradisional seperti Partai Konservatif dan Partai Liberal masih memiliki pengaruh, namun semakin banyak bermunculan gerakan politik baru yang mencoba menawarkan alternatif.
Kubu Konservatif/Kanan-Tengah: Biasanya menekankan pada penegakan hukum, keamanan, liberalisasi ekonomi, dan mempertahankan nilai-nilai tradisional. Miguel Uribe Turbay berada di spektrum ini. Mereka memiliki basis kuat di wilayah-wilayah yang terpukul oleh kejahatan dan di kalangan pelaku usaha.
Kubu Progresif/Kiri-Tengah: Berfokus pada isu-isu keadilan sosial, reformasi agraria, pendidikan gratis, dan perlindungan lingkungan. Mereka seringkali populer di kalangan pemuda, masyarakat adat, dan daerah pedesaan yang merasakan dampak ketidaksetaraan.
Kubu Sentris: Mencoba mengambil jalan tengah, dengan fokus pada dialog, konsensus, dan reformasi moderat. Mereka seringkali menjadi penentu dalam putaran kedua pemilihan presiden.
Insiden penembakan ini kemungkinan besar akan memengaruhi dinamika kampanye. Ini bisa meningkatkan simpati terhadap Uribe Turbay, namun juga bisa memicu ketakutan dan ketidakpastian di kalangan pemilih. Pihak berwenang memiliki tugas berat untuk memastikan keamanan para kandidat dan kelancaran proses demokrasi di tengah ancaman kekerasan yang terus membayangi.
Masa depan Kolombia dalam beberapa bulan ke depan akan sangat bergantung pada bagaimana negara ini menghadapi tantangan keamanan dan memastikan bahwa suara rakyat dapat disampaikan dengan bebas dan aman dalam pemilihan presiden yang akan datang. Insiden penembakan ini menjadi pengingat yang menyakitkan tentang kerentanan demokrasi di tengah bayang-bayang kekerasan. Semoga di Indonesia semakin baik kehidupan demokrasinya***