MAKNews, Los Angeles – LA California menjadi pusat perhatian dunia setelah kerusuhan dan bentrokan meletus di distrik Paramount pada awal Juni 2025. Kekacauan ini dipicu oleh operasi penggerebekan imigrasi besar-besaran oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE), yang menargetkan migran tak berdokumen di kawasan mayoritas komunitas Latin. Aksi protes yang berujung ricuh ini mencerminkan ketegangan sosial dan politik akibat kebijakan imigrasi ketat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Berikut adalah ulasan lengkap yang dihimpun oleh kontributor MAKNews di Amerika Serikat, Robyanto Arbi
Kronologi Kerusuhan
Kerusuhan dimulai pada Jumat, 6 Juni 2025, ketika agen ICE melakukan penggerebekan di wilayah Paramount, Los Angeles, menangkap 118 orang, termasuk 44 penangkapan pada hari pertama. Operasi ini menyasar migran tak berdokumen dan anggota geng, memicu kemarahan warga setempat. Demonstrasi massal terjadi di sekitar Home Depot, yang digunakan sebagai titik persiapan oleh otoritas federal, dan di luar Pusat Penahanan Metropolitan (MDC) di pusat kota Los Angeles.
Pada Sabtu, 7 Juni 2025, bentrokan meningkat ketika pengunjuk rasa melemparkan bom molotov, kembang api, dan proyektil ke arah polisi. Beberapa demonstran juga membakar kendaraan otonom Waymo, merusak properti publik, dan mengibarkan bendera Meksiko sebagai simbol perlawanan. Polisi Los Angeles (LAPD) merespons dengan menembakkan granat kejut dan gas air mata, serta menyatakan unjuk rasa sebagai “perkumpulan ilegal,” mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan. Hingga 8 Juni 2025, setidaknya tiga petugas polisi terluka dan lebih dari 50 demonstran ditangkap, termasuk seorang tersangka bernama Mohammed Sabry Soliman, yang diduga merencanakan pelemparan bom molotov.
Presiden Trump, pada Minggu, 8 Juni 2025, memerintahkan pengerahan 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles untuk meredam kerusuhan. Gedung Putih menyebut operasi ICE sebagai “krusial untuk menghentikan masuknya imigran ilegal” dan menyalahkan “kegagalan pemimpin Demokrat California” atas kekacauan tersebut. Namun, langkah ini dikecam oleh Gubernur California Gavin Newsom, yang menyebut penggerebekan ICE “kejam,” dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass, yang menilai kehadiran Garda Nasional sebagai “eskalasi berbahaya” dan “pertunjukan politik.”
Dampak dan Situasi Terkini
Kerusuhan menyebabkan kerusakan signifikan, termasuk pembakaran kendaraan dan penutupan sebagian jalan bebas hambatan di Los Angeles. Banyak migran dilaporkan bersembunyi di tempat usaha lokal karena takut ditangkap. Meski situasi di Paramount mulai mereda pada 9 Juni 2025, bentrokan sporadis masih terjadi, dan polisi terus menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. KJRI Los Angeles mengeluarkan imbauan kepada warga negara Indonesia untuk menghindari titik-titik demonstrasi demi keselamatan.
Wakil Direktur FBI Dan Bongino menyatakan melalui platform X, “Jika kalian membawa kekacauan, kami akan membawa borgol. Hukum dan ketertiban akan ditegakkan.” Kepala Urusan Perbatasan Tom Homan juga menegaskan bahwa operasi ICE akan diperkuat dengan tambahan sumber daya, tanpa toleransi terhadap kekerasan atau perusakan properti.
Konteks Politik dan Sosial
Kerusuhan ini mencerminkan polarisasi tajam seputar kebijakan imigrasi Trump, yang kembali menjabat setelah terpilih pada November 2024. Kampanyenya menjanjikan tindakan keras terhadap imigran tak berdokumen, menyebut mereka sebagai “monster” dan “binatang.” Operasi ICE di Los Angeles adalah bagian dari rencana deportasi massal, yang memicu protes dari komunitas Latin dan kelompok hak asasi manusia. Gubernur Newsom dan Wali Kota Bass menyerukan dialog untuk meredakan ketegangan, sementara Gedung Putih bersikukuh bahwa langkah ini diperlukan untuk menegakkan hukum.
Beda dengan Kebakaran Hutan Januari 2025
Kerusuhan ini berbeda dari bencana kebakaran hutan besar di Los Angeles pada Januari 2025, yang menyebabkan 70.000 orang mengungsi, 10.000 rumah hancur, dan kerugian miliaran dolar. Meskipun beberapa posting di X mencoba mengaitkan kedua peristiwa ini sebagai “azab” atau chaos serupa, tidak ada bukti faktual yang menghubungkan kerusuhan imigrasi dengan kebakaran sebelumnya. Kebakaran tersebut dipicu oleh faktor lingkungan, sementara kerusuhan saat ini bersifat sosial-politik.***