Korban Jiwa Tembus 1.059 Orang, Status Tanggap Darurat Diperpanjang

Korban Jiwa Tembus 1.059 Orang, Status Tanggap Darurat Diperpanjang


MAKNews.com, Jakarta – Gelombang banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—sejak akhir November 2025 kini tercatat sebagai salah satu bencana alam paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir. Hingga Rabu, 17 Desember 2025, jumlah korban jiwa yang tervalidasi telah mencapai angka yang memilukan.


Detail Korban dan Sebaran Wilayah

Berdasarkan data infografis terbaru postingan akun perupadata di platform X,  total korban meninggal dunia mencapai 1.059 orang, dengan 192 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Berikut adalah rincian dampaknya per provinsi:

Aceh (451 Meninggal, 31 Hilang): Menjadi wilayah paling terdampak. Kabupaten Aceh Utara (166 korban jiwa) dan Aceh Tamiang (85 korban jiwa) menjadi titik episentrum bencana di provinsi ini.

Sumatera Utara (364 Meninggal, 75 Hilang): Kabupaten Tapanuli Tengah mencatat angka kematian tertinggi di wilayah ini dengan 131 jiwa, disusul Tapanuli Selatan dan Sibolga.
Sumatera Barat (244 Meninggal, 86 Hilang): Wilayah Kabupaten Agam mengalami dampak paling parah dengan 152 korban jiwa.


Kondisi Pengungsi dan Infrastruktur


Selain jatuhnya ribuan korban jiwa, skala kerusakan infrastruktur sangat masif. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 577.600 orang masih berada di pengungsian. Di Aceh saja, lebih dari 571.000 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Bencana ini juga mengakibatkan:
Kerusakan pada lebih dari 147.000 unit rumah.
Kelumpuhan akses jalan lintas provinsi dan rusaknya ratusan jembatan (seperti Jembatan Lubuk Sidup di Aceh Tamiang).
Kerusakan pada fasilitas pendidikan (581 unit) dan fasilitas kesehatan (219 unit).

Baca Juga  Potongan Tarif 10% Realistis, Begini Skemanya

Perpanjangan Status Darurat: BNPB melaporkan bahwa sebanyak 26 kabupaten/kota di ketiga provinsi tersebut masih dalam status Tanggap Darurat. Di Sumatera Barat, Kota Padang dan Pasaman Barat baru saja memperpanjang status tersebut menyusul adanya banjir susulan.

Penyebab Bencana: Pakar meteorologi dan lingkungan menyebutkan bahwa bencana ini dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem (kondisi atmosfer aktif) dan kerusakan ekosistem di wilayah hulu. Deforestasi dan perubahan tata guna lahan membuat tanah kehilangan kemampuan infiltrasi, sehingga curah hujan tinggi langsung berubah menjadi banjir bandang dan longsor.

Upaya Pemerintah: Presiden Prabowo Subianto telah meninjau lokasi pengungsian di Aceh dan memastikan bahwa pemerintah akan menyiapkan anggaran besar (diperkirakan mencapai Rp51 triliun) untuk pemulihan infrastruktur serta hunian tetap bagi warga terdampak.

Namun narasi “3 dari 38 provinsi” dalam postingan tersebut menyoroti keresahan publik akan urgensi perhatian nasional. Dengan skala korban jiwa yang mencapai ribuan, bencana ini dianggap layak mendapatkan status bencana nasional karena dampaknya yang melumpuhkan sebagian besar wilayah strategis di Sumatera.


Sumber Data: BNPB, Perupadata, dan Laporan Lapangan per 17 Desember 2025.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *