Mantan Buruh, Lee Jae Myung Presiden Baru Korea Selatan

Mantan Buruh, Lee Jae Myung Presiden Baru Korea Selatan

Pada 4 Juni 2025, Korea Selatan resmi melantik Lee Jae-myung sebagai Presiden ke-21, menggantikan Yoon Suk-yeol yang dimakzulkan pada Desember 2024. Kemenangan Lee dengan 49,4% suara menandai era baru setelah masa krisis politik yang dipicu oleh deklarasi darurat militer oleh pemerintahan sebelumnya.

Dari Buruh Pabrik ke Istana Kepresidenan

Lee Jae-myung bukan tokoh baru dalam dunia politik Korea Selatan, namun ia dikenal luas karena latar belakangnya yang jauh dari elite politik. Ia berasal dari keluarga miskin dan pernah bekerja sebagai buruh pabrik pada usia muda. Setelah mengalami kecelakaan kerja, ia memutuskan mengejar pendidikan hukum dan menjadi pengacara hak asasi manusia. Perjalanan hidup Lee yang penuh perjuangan menjadikannya ikon pemimpin progresif yang dekat dengan rakyat dan memahami langsung kerasnya hidup sebagai bagian dari kelas pekerja.

Insiden Memanjat Pagar

Salah satu momen paling mencolok yang memperkuat posisi moral dan politik Lee terjadi pada akhir 2024, ketika Presiden Yoon Suk-yeol secara sepihak mendeklarasikan status darurat militer untuk membubarkan protes anti-pemerintah yang kian meluas. Kala itu, akses menuju gedung Majelis Nasional diblokade oleh militer. Lee, yang masih menjabat sebagai pemimpin oposisi progresif, nekat memanjat pagar kompleks parlemen demi masuk dan menolak keputusan inkonstitusional tersebut secara langsung. Aksi tersebut disaksikan jutaan warga lewat siaran langsung dan viral di media sosial, menjadikannya simbol perlawanan sipil terhadap otoritarianisme.

Gambar dirinya yang memanjat pagar, setelan jasnya kotor oleh debu dan wajahnya penuh peluh, menjadi ikon perlawanan damai. Bagi banyak orang, tindakan tersebut menunjukkan bukan hanya keberanian, tetapi juga keotentikan dan keberpihakannya pada rakyat. Ia bukan politisi yang bersembunyi di balik meja perundingan saat negara dalam krisis ia justru memilih berada di barisan depan, bahkan jika itu berarti melompati tembok kekuasaan secara harfiah.

Visi Kepemimpinan

Dalam pidato pelantikannya, Lee menyerukan persatuan nasional dan demokrasi yang lebih sehat. Ia berjanji untuk memulihkan institusi-institusi demokrasi yang rusak, membatalkan kebijakan represif era darurat militer, dan menyusun ulang relasi sipil-militer yang lebih transparan dan akuntabel. Ia juga menyampaikan komitmen untuk memperkuat dialog damai dengan Korea Utara, menjaga aliansi strategis dengan Amerika Serikat, serta membuka diplomasi baru yang lebih mandiri dengan China dan negara-negara regional.

Tantangan di Depan

Meskipun memiliki dukungan mayoritas di parlemen, Lee menghadapi tantangan besar, termasuk skeptisisme dari Washington terkait dugaan campur tangan asing dalam pemilu dan ketegangan regional dengan Korea Utara serta hubungan dengan China dan Rusia. Namun, dengan latar belakangnya yang kuat dan semangat juang yang tinggi, banyak yang berharap Lee dapat membawa Korea Selatan menuju masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *