MAKNews, Palembang – 12 Juni 2025, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri) sukses menggelar seminar kebangsaan bertajuk “Pancasila untuk Dunia, Menjawab Tantangan Global dan Geo-Politik”. Acara yang diselenggarakan di Gedung Pascasarjana Unsri, Bukit Besar, Palembang, ini menjadi sorotan penting dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni
Seminar ini berhasil menarik sekitar 600 peserta dari beragam latar belakang, termasuk civitas akademika, mahasiswa, alumni Paskibraka, hingga para peminat kajian hubungan internasional. Antusiasme yang tinggi ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap relevansi ideologi Pancasila di tengah dinamika global.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Prof. Dr. Agus Najib, bersama dengan Dekan FISIP Unsri, Prof. Dr. Alfitri. Diskusi diperkaya dengan kehadiran narasumber ternama: Dr. Darmansjah Djumala (Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri), Dr. Zulfikri Suleman (Dosen FISIP Unsri), dan Mohammad Fauzi (Staf Kesbangpol Pemda Sumsel). Mereka menawarkan perspektif beragam, mulai dari strategi diplomasi hingga implementasi nilai-nilai Pancasila di tingkat lokal dan global.
Di tengah kompleksitas geopolitik dunia yang ditandai konflik regional, persaingan ekonomi, hingga krisis iklim, Pancasila dinilai menawarkan kerangka nilai yang unik. Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan yang adil dan beradab dipercaya dapat membimbing Indonesia untuk berperan aktif di panggung internasional. Seminar ini secara tegas menekankan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar ideologi nasional, tetapi juga berpotensi menjadi inspirasi global dalam membangun tatanan dunia yang lebih harmonis.
Dr. Darmansjah Djumala, dalam paparannya, menyoroti bagaimana Pancasila menjadi fondasi strategi hubungan luar negeri Indonesia. “Dalam konteks diplomasi, nilai-nilai Pancasila mendukung pendekatan yang inklusif dan damai, selaras dengan prinsip bebas aktif yang telah lama menjadi pegangan bangsa kita,” jelasnya. Sementara itu, Dr. Zulfikri Suleman menekankan urgensi pendidikan Pancasila di kalangan generasi muda untuk memperkuat identitas nasional di tengah gempuran globalisasi. Dari perspektif lokal, Mohammad Fauzi memaparkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan dalam kebijakan pemerintah daerah demi mendukung pembangunan berkelanjutan.
Keberhasilan seminar ini tidak terlepas dari tingginya antusiasme peserta, khususnya generasi muda. Kehadiran mahasiswa dan alumni Paskibraka membuktikan bahwa Pancasila tetap relevan bagi kaum milenial dan Gen Z. Di era digital, di mana informasi menyebar cepat dan sering membawa narasi pemecah belah, Pancasila dapat menjadi kompas moral bagi generasi muda untuk teguh memegang nilai-nilai persatuan dan kebhinekaan.
Peran akademisi juga mendapat apresiasi. FISIP Unsri, sebagai tuan rumah, menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong kajian ilmiah tentang Pancasila. Diskusi yang melibatkan peserta secara luring dan daring ini berhasil memperluas jangkauan wacana, memungkinkan lebih banyak pihak terlibat dalam dialog ideologi bangsa. Ini sejalan dengan misi BPIP untuk terus mensosialisasikan Pancasila sebagai landasan berpikir dan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun seminar ini sukses membangkitkan semangat kebangsaan, tantangan dalam mengaktualisasikan Pancasila di tengah arus globalisasi tetap besar. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menjadikan Pancasila relevan bagi generasi muda yang hidup di era digital. Selain itu, dalam konteks geopolitik, Indonesia harus terus mengartikulasikan nilai-nilai Pancasila dalam diplomasi internasional agar dapat diterima sebagai solusi universal tanpa kehilangan identitas nasional.
Ke depan, seminar semacam ini diharapkan dapat diperbanyak, tidak hanya di lingkungan akademik, tetapi juga di komunitas lain seperti pelaku usaha, organisasi masyarakat, dan sektor publik. Kolaborasi antara BPIP, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah, seperti yang ditunjukkan dalam acara ini, dapat menjadi model efektif untuk memperluas pemahaman dan implementasi Pancasila di berbagai lapisan masyarakat.***