MAKNews – Dalam pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia dapat mempertimbangkan mengakui Negara Israel, dengan satu syarat penting: Israel harus terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Pernyataan ini menunjukkan perubahan dalam retorika diplomasi Indonesia, yang selama ini konsisten tak mengakui Israel.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap mendukung solusi dua negara (two-state solution), dan keadilan bagi Palestina menjadi pusat dari pendekatan diplomatik negara. “Segera setelah Israel mengakui Palestina, Indonesia akan mengakui Israel dan mendukung jaminan keamanan bagi Israel,” ujarnya dalam forum PBB.
Langkah ini dianggap sebagai manuver diplomatik yang hati-hati. Meski membuka kemungkinan, pengakuan “tanpa syarat” belum dijanjikan oleh Prabowo; ia tetap menekankan bahwa pengakuan Israel hanya akan dilakukan jika Indonesia melihat tindakan konkret dan jaminan keamanan dari pihak Israel.
Beberapa pakar diplomasi menilai bahwa pernyataan ini berpotensi mengubah peta hubungan luar negeri Indonesia, terutama dalam konflik Timur Tengah. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa pengakuan negara adalah keputusan besar yang menyangkut konsensus parlemen, hubungan dengan negara Muslim lain, serta reaksi publik domestik.
