MAKNews, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk menolak undangan menghadiri sesi outreach G7 di Kanada pada 17 Juni mendatang. Sebagai gantinya, ia memilih melakukan kunjungan bilateral ke Singapura (16 Juni) dan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) di Rusia dari 18–20 Juni.
Sebelumnya, Prabowo sempat melakukan panggilan telepon dengan mantan Presiden AS, Donald Trump—mereka saling mengucapkan selamat atas terpilih kembali dan sepakat memperkuat kerja sama bilateral demi stabilitas global.
Kunjungan Strategis
- Singapura (16 Juni): Kunjungan ini mencakup pertemuan tingkat tinggi untuk memperkuat hubungan ekonomi dan keamanan dengan negara tetangga tingkat ASEAN.
- Rusia (18–20 Juni): Di SPIEF, Prabowo dijadwalkan memberikan pidato bersama Presiden Putin dan menandatangani sejumlah nota kesepahaman di sektor transportasi, perkapalan, pendidikan tinggi, ekonomi kreatif, dan teknologi
Keputusan ini dipandang sebagai langkah penting dalam orientasi diplomasi Indonesia. Tak hanya menyiratkan strategi diplomasi yang lebih seimbang, kunjungan ke Rusia dapat meningkatkan hubungan di tengah ketegangan perdagangan AS dan keterbatasan hubungan historis dengan negara-negara Barat lain.
Juru bicara Kemenlu, Rolliansyah Soemirat, menyatakan kunjungan ke Singapura dan Rusia merupakan “respons langsung terhadap undangan” dan berbenturan secara jadwal dengan sesi G7, sehingga membuat kehadiran di Kanada tidak memungkinkan.***