Nepal mulai menapaki babak baru dalam sejarah politiknya, di mana kekuatan rakyat, terutama yang diorganisir oleh Generasi Z, berhasil mengubah tatanan kekuasaan. Gelombang demonstrasi besar yang berawal dari isu domestik seperti larangan media sosial dan korupsi, kini telah bermetamorfosis menjadi sebuah revolusi yang melahirkan seorang pemimpin baru, Sushila Karki.
Demokrasi Online
Setelah demonstrasi besar-besaran berhasil menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli, Nepal berada dalam kekosongan kekuasaan. Di tengah kekacauan, Gen Z menciptakan sebuah solusi yang belum pernah ada sebelumnya dalam politik tradisional: “parlemen digital” di platform Discord. Lebih dari 100.000 warga Nepal, mayoritas berusia di bawah 28 tahun, berkumpul dalam sebuah server Discord untuk berdiskusi, berdebat, dan mengambil keputusan.
Mereka menyaring kandidat pemimpin sementara yang dianggap bersih dari korupsi. Para aktivis mengadakan polling dan debat terbuka secara virtual. Nama-nama seperti Walikota Kathmandu, Balendra Shah, dan aktivis sosial lainnya sempat muncul, namun konsensus akhirnya mengerucut pada satu nama: Sushila Karki. Keputusan ini didasarkan pada rekam jejaknya yang tak kenal kompromi dalam melawan korupsi, sebuah nilai yang menjadi tuntutan utama para demonstran.
Profil Sushila Karki
Sushila Karki, 73 tahun, bukanlah seorang politisi. Ia adalah seorang ahli hukum yang dihormati dan memiliki reputasi yang sangat bersih. Karki menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Nepal dari tahun 2016 hingga 2017 dan merupakan perempuan pertama yang memegang jabatan tersebut.
Selama masa jabatannya, ia terkenal berani menentang para politisi korup dan mengeluarkan putusan penting dalam kasus-kasus korupsi tingkat tinggi. Salah satu kasus paling menonjol adalah ketika ia memenjarakan seorang menteri yang sedang menjabat karena kasus korupsi. Ketegasannya ini sempat memicu upaya pemakzulan oleh anggota parlemen, namun langkah itu akhirnya dibatalkan karena tekanan publik. Sikapnya yang tegas dan gaya hidupnya yang sederhana menjadikannya sosok yang sangat dihormati oleh rakyat, termasuk para demonstran Gen Z.
Militer dan Parlemen: Jembatan Antara Rakyat dan Negara
Setelah demonstrasi berhasil memaksa pemerintah mundur, militer Nepal turun tangan untuk memulihkan ketertiban. Dalam proses negosiasi, militer meminta perwakilan Gen Z untuk mengusulkan nama pemimpin interim. Dengan mantap, para aktivis menyerahkan nama Sushila Karki.
Meskipun Parlemen Nepal telah dibubarkan, keputusan untuk mengangkat Sushila Karki mendapat dukungan luas. Presiden Ram Chandra Poudel, setelah berdiskusi intensif dengan militer dan perwakilan demonstran, setuju untuk melantik Karki sebagai perdana menteri sementara. Dukungan dari militer dan Presiden sangat krusial, karena ini menunjukkan adanya kesediaan dari institusi-institusi utama negara untuk mendengarkan dan menghormati tuntutan dari gerakan akar rumput yang dipimpin oleh Gen Z
Sushila Karki kini memegang tampuk kepemimpinan dengan mandat yang jelas: membawa Nepal menuju stabilitas, memberantas korupsi, dan mengawal transisi menuju pemilihan umum yang adil pada Maret 2026.***