MAKNews – Zodiak berawal di Mesopotamia, khususnya Babilonia, sekitar milenium ke-2 SM. Bangsa Babilonia membagi ekliptika menjadi 12 bagian masing-masing 30°, yang masing-masing diberi simbol hewan atau figur tertentu. Nama “zodiak” berasal dari bahasa Yunani zōdiakos kyklos yang berarti “lingkaran binatang”.
Konsep ini diadopsi oleh Yunani pada abad ke-5 SM, lalu dikembangkan oleh ilmuwan seperti Claudius Ptolemy melalui karyanya Tetrabiblos, yang menjadi dasar astrologi Barat selama berabad-abad. Perpaduan tradisi Babilonia, Mesir Helenistik, dan Yunani melahirkan astrologi horoskop membaca kehidupan seseorang berdasarkan tanggal, waktu, dan lokasi lahir.
Astrologi menyebar ke Kekaisaran Romawi, Eropa abad pertengahan, dan masa Renaisans, menjadi bagian dari pengobatan, ilmu pengetahuan, dan ritual istana. Meski meredup sejak Pencerahan karena perkembangan sains modern, zodiak tetap populer melalui kolom horoskop, astrologi personal, hingga platform digital masa kini.