Sering Terjadi Insiden di Rinjani, ini Pesan Yang Harus Dipatuhi

Sering Terjadi Insiden di Rinjani, ini Pesan Yang Harus Dipatuhi
Advertisements


MAKNews, Lombok NTB – Insiden pendaki asal Swiss beberapa hari lalu menambah daftar kecelakaan pendaki asing di Gunung Rinjani, setelah kasus serupa menimpa pendaki Brasil, Juliana Marins, yang tewas pada Juni 2025. Kepala BTNGR, Yarman, mengimbau para pendaki untuk selalu berhati-hati dan memprioritaskan keselamatan. “Pendakian adalah petualangan, tetapi keselamatan adalah yang utama. Tetap waspada, saling jaga, dan hormati alam,” katanya.

Yarman juga menekankan pentingnya mematuhi prosedur keselamatan, seperti menggunakan pemandu berpengalaman, mempersiapkan fisik dan perlengkapan dengan baik, serta memahami risiko medan pendakian. Gunung Rinjani, dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai salah satu destinasi pendakian favorit, namun memiliki jalur yang ekstrem dan cuaca yang tidak menentu.

Insiden Sebelumnya

Kecelakaan Benedikt Emmenegger terjadi hanya tiga minggu setelah insiden tragis yang menimpa Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas setelah terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025. Proses evakuasi Juliana menuai kritik dari keluarganya karena dianggap lambat, dengan tuduhan bahwa korban masih hidup selama 32 jam setelah jatuh, berdasarkan autopsi kedua di Brasil. Kasus ini memicu sorotan terhadap prosedur keselamatan dan evakuasi di Gunung Rinjani.

Berbeda dengan kasus Juliana, evakuasi Benedikt berlangsung cepat dan efektif, terutama karena cuaca yang mendukung dan lokasi kejadian yang memungkinkan pendaratan helikopter. Namun, insiden berulang ini menegaskan perlunya peningkatan akses pengamanan dan koordinasi yang lebih baik di jalur-jalur rawan Gunung Rinjani.

Langkah ke Depan

Baca Juga  Ini Daftar 52 BUMN yang Dilarang Danantara Buat Rombak Pengurus

Operasi penyelamatan Benedikt Emmenegger mendapat pujian karena koordinasi lintas instansi yang solid. Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, selaku SAR Mission Coordinator (SMC), menyatakan bahwa keberhasilan evakuasi ini berkat sinergi tim gabungan dan respons cepat sesuai standar operasional prosedur (SOP). “Kami menargetkan keselamatan korban dengan evakuasi medis udara ke Rumah Sakit BIMC, didukung oleh Kantor SAR Denpasar,” ujarnya.

Pihak BTNGR dan Basarnas terus mendorong evaluasi prosedur keselamatan pendakian untuk mencegah insiden serupa. Beberapa warganet di media sosial, seperti yang terlihat pada unggahan @kompascom dan @VIVAcoid, juga menyuarakan perlunya perbaikan infrastruktur keselamatan di Rinjani, seperti jalur yang lebih aman dan pos medis yang lebih mudah diakses.


Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendakian di Gunung Rinjani, pendaki dapat mengakses aplikasi eRinjani atau menghubungi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Pelajari secara detail terlebih dulu sebelum berencana menggapai puncak Rinjani yang Indah ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *