Trump Menyindir Partai Amerika Bentukan Elon Musk: “Konyol dan Keluar Jalur”

Trump Menyindir Partai Amerika Bentukan Elon Musk: “Konyol dan Keluar Jalur”
Elon Musk - inkl
Advertisements

MAKNews, Washington DC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mengkritik langkah mantan sekutunya, Elon Musk, yang baru-baru ini mendirikan partai politik baru bernama Partai Amerika. Trump menyebut keputusan Musk untuk membentuk partai ketiga sebagai tindakan “konyol” dan menegaskan bahwa eks pendukungnya itu telah “keluar jalur.” Pernyataan ini dilontarkan Trump dalam tanggapannya terhadap Reuters pada Senin (7/7/2025), di tengah memanasnya perseteruan antara kedua tokoh berpengaruh ini.

Konflik antara Trump dan Musk memuncak setelah Musk mengundurkan diri dari posisinya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) pada akhir Mei 2025. DOGE, yang dibentuk melalui Perintah Eksekutif Trump pada Februari 2025, bertujuan untuk memangkas birokrasi dan mengurangi pengeluaran pemerintah federal. Musk, yang awalnya mendukung Trump dengan sumbangan lebih dari 275 juta dolar AS untuk kampanye pemilihan presiden 2024, memimpin departemen ini bersama mantan kandidat presiden Partai Republik, Vivek Ramaswamy. Namun, ketidaksepakatan atas Rancangan Undang-Undang (RUU) “One Big Beautiful Bill” menjadi pemicu utama perpecahan mereka.

RUU tersebut, yang disahkan Kongres pada Juli 2025, menuai kritik keras dari Musk karena dianggap akan meningkatkan defisit AS hingga 3,4 triliun dolar AS dalam satu dekade. Musk menyebut RUU itu sebagai “kekejian yang menjijikkan” dan menentangnya dengan alasan bertentangan dengan misi DOGE untuk menghemat anggaran. Sebagai respons, Trump mengancam akan mencabut subsidi pemerintah untuk perusahaan-perusahaan Musk, seperti Tesla dan SpaceX, serta bahkan sempat menyebut kemungkinan mendeportasi Musk, yang lahir di Afrika Selatan.

Baca Juga  Capres Kolombia Ditembak Saat Pidato Kampanye
Partai Amerika

Puncak ketegangan terjadi ketika Musk mengumumkan pembentukan Partai Amerika pada 5 Juli 2025, melalui platform media sosialnya, X. Dalam unggahannya, Musk menyatakan bahwa partai ini dibentuk untuk melawan apa yang ia sebut sebagai “sistem satu partai” di AS, yang didominasi oleh Partai Republik dan Partai Demokrat. Ia menegaskan bahwa Partai Amerika bertujuan untuk mengembalikan kebebasan dan menekan pemborosan anggaran serta korupsi. Musk juga berjanji untuk menggunakan kekayaannya guna mendukung calon legislatif yang sejalan dengan visinya, dengan target memperoleh 2-3 kursi di Senat dan 8-10 kursi di DPR pada Pemilu Paruh Waktu 2026.

Langkah Musk ini didahului oleh jajak pendapat di X, di mana 65 persen responden mendukung ide pembentukan partai baru. Namun, Trump dengan cepat mengecam inisiatif ini, menyebutnya tidak realistis dan berpotensi menambah kebingungan dalam sistem politik AS yang sudah mapan dengan dua partai besar. “Sistemnya selalu dua partai, dan menurut saya mendirikan partai ketiga hanya akan menambah kebingungan,” ujar Trump, seperti dikutip dari AFP.

Dampak Politik dan Ekonomi AS

Perseteruan ini tidak hanya berdampak pada ranah politik, tetapi juga memengaruhi pasar. Saham Tesla, perusahaan yang dipimpin Musk, dilaporkan anjlok sejak konflik memanas pada Juni 2025, turun dari 342 dolar AS per lembar pada 3 Juni menjadi 295 dolar AS per lembar pada 6 Juni. Ancaman Trump untuk mencabut kontrak federal dengan SpaceX juga menimbulkan kekhawatiran terhadap kelanjutan proyek-proyek strategis, seperti Proyek Artemis NASA, yang bergantung pada kapsul Dragon buatan SpaceX.

Partai Republik, yang menjadi kendaraan politik Trump, mulai merasakan tekanan dari konflik ini. Beberapa anggota DPR dari partai tersebut dilaporkan khawatir bahwa perseteruan ini dapat melemahkan posisi mereka dalam Pemilu Paruh Waktu 2026. Ketua DPR AS, Mike Johnson, berusaha meredakan situasi dengan menyatakan bahwa perselisihan ini tidak akan mengganggu kinerja legislatif. Namun, pernyataan Musk untuk “menggulingkan” anggota Kongres yang mendukung RUU Trump menambah ketegangan dalam partai.

Baca Juga  Xi Jinping Bakal Absen di KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro

Meski Trump menyebut Partai Amerika “konyol,” Musk tetap bersikeras bahwa partainya bukan bertujuan untuk menjadikannya presiden, melainkan untuk mendukung kandidat yang fokus pada efisiensi anggaran dan reformasi. Analis politik, seperti yang dikutip dari The Hill, menyebutkan bahwa posisi Musk sebagai orang terkaya di dunia memberinya pengaruh besar untuk mengguncang sistem politik dwipartai AS, meskipun keberhasilan Partai Amerika masih diragukan karena tantangan struktural dalam sistem pemilu AS.

Sementara itu, Gedung Putih membantah rumor bahwa Trump serius mempertimbangkan untuk mendeportasi Musk, menyebutnya tidak memiliki dasar hukum. Namun, ancaman Trump untuk meninjau kembali subsidi untuk Tesla dan SpaceX tetap menjadi perhatian, mengingat ketergantungan perusahaan-perusahaan Musk pada kontrak pemerintah.

Perseteruan antara Donald Trump dan Elon Musk, yang berpuncak pada pembentukan Partai Amerika, menandai perubahan dramatis dari hubungan yang sebelumnya erat. Dari donatur utama kampanye Trump hingga menjadi penantang politiknya, langkah Musk mencerminkan ambisinya untuk mengubah lanskap politik AS. Namun, dengan kritik pedas dari Trump dan tantangan sistemik dalam sistem politik AS, keberhasilan Partai Amerika masih menjadi tanda tanya besar. Yang jelas, konflik ini terus menyita perhatian publik dan berpotensi membentuk dinamika politik dan ekonomi AS. (RA) ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *