MAKNews, Jakarta – Dunia sepak bola kerap identik dengan gelimang harta dan gaya hidup mewah para bintangnya. Nama-nama seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau Neymar sering disebut sebagai atlet dengan kekayaan fantastis. Namun, ada satu nama yang mungkin belum terlalu akrab di telinga penggemar sepak bola umum, tetapi nyatanya dinobatkan sebagai pesepak bola terkaya di dunia, dengan kekayaan yang bahkan puluhan kali lipat dari legenda David Beckham. Ia adalah Faiq Bolkiah, seorang pemuda berusia 27 tahun.
Lahir pada 9 Mei 1998, Faiq Bolkiah bukanlah sekadar pemain bola biasa. Statusnya sebagai keponakan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, secara otomatis menempatkannya dalam lingkaran keluarga kerajaan yang memiliki kekayaan luar biasa. Inilah sumber utama kekayaannya yang membuat namanya meroket di puncak daftar atlet terkaya, melampaui megabintang manapun.
Beberapa laporan terbaru memperkirakan kekayaan bersih Faiq Bolkiah mencapai angka fantastis US$20 miliar (sekitar Rp323 triliun). Angka ini benar-benar mencengangkan jika dibandingkan dengan kekayaan bersih David Beckham yang diperkirakan sekitar US$450 juta. Artinya, Faiq Bolkiah sekitar 44 kali lebih kaya dari Beckham, menjadikan klaim “40 kali lebih kaya” sangat akurat.
Meskipun terlahir dengan privilese dan kekayaan tak terbatas, Faiq memilih jalur yang berbeda dari kebanyakan anggota keluarga kerajaan: menjadi pemain sepak bola profesional. Ia pernah mengenyam pendidikan di akademi-akademi sepak bola elite Inggris seperti Arsenal, Chelsea, dan Leicester City.
Saat ini, Faiq Bolkiah merumput di Liga Thailand bersama klub Ratchaburi FC, setelah sebelumnya sempat bermain di Portugal bersama Marítimo dan di Thailand bersama Chonburi FC. Meskipun karier sepak bolanya mungkin tidak segemilang Ronaldo atau Messi dalam hal pencapaian di lapangan, pilihannya untuk mengejar passion di dunia kulit bundar patut diacungi jempol.
Kisah Faiq Bolkiah ini menjadi bukti bahwa gelar “terkaya” dalam dunia olahraga tak melulu hanya ditentukan oleh gaji atau sponsor dari performa di lapangan, tetapi juga dapat berasal dari latar belakang dan warisan yang tak terbayangkan. Ia adalah anomali menarik di antara para atlet elite dunia.***
