MAKNews.com, Kolkata, India – Ribuan penggemar Lionel Messi di Kolkata, India, mengalami kekecewaan besar yang berujung pada kericuhan. Para penggemar yang telah membayar tiket mahal hingga $133 (sekitar Rp2,1 juta) demi menyaksikan idola mereka secara langsung, merasa frustrasi dan marah setelah Messi meninggalkan Stadion Salt Lake hanya 20 menit setelah kedatangannya.
Insiden yang terjadi baru-baru ini ini mengubah suasana antusiasme menjadi kekacauan. Para penggemar melampiaskan amarah mereka dengan tindakan anarkis, melemparkan berbagai benda—termasuk kursi stadion yang disobek, botol, dan objek lainnya—ke arah lapangan.
Tiket Mahal, Pandangan Tertutup
Banyak penggemar yang datang dari berbagai wilayah di India merasa dirugikan. Bukan hanya karena durasi kemunculan Messi yang sangat singkat, tetapi juga karena mereka tidak bisa melihat peraih Ballon d’Or tersebut dengan jelas.
“Kami membayar mahal untuk melihat Messi bermain atau setidaknya menyapa kami. Tapi yang kami dapat hanyalah kerumunan pengawal, politisi, dan selebritas yang menghalangi pandangan,” ujar salah satu penggemar yang tampak marah.
Kehadiran rombongan besar yang mengelilingi Messi—termasuk personel keamanan, pejabat lokal, dan tokoh terkenal—secara efektif memblokir pandangan ribuan penonton yang duduk di tribun. Para penggemar menganggap penyelenggara gagal mengendalikan akses dan prioritas, sehingga kunjungan bintang sepak bola global itu hanya menjadi ajang pamer bagi segelintir orang di lapangan.
Kekacauan Berujung Kekerasan
Situasi yang semula hanya berupa ketidakpuasan segera memburuk dan berubah menjadi tindakan kekerasan. Lemparan benda-benda dari tribun menunjukkan tingkat frustrasi yang tinggi. Pihak keamanan stadion dikabarkan kesulitan meredam amukan massa yang merasa harapan mereka untuk menyaksikan idola di depan mata telah dikhianati.
Insiden ini kembali menyoroti tantangan besar dalam mengelola acara yang melibatkan tokoh sebesar Lionel Messi, terutama di negara dengan basis penggemar yang sangat fanatik dan antusias seperti India. Kekecewaan ini menjadi catatan pahit bagi penyelenggara acara di Kolkata terkait manajemen keramaian dan jarak pandang bagi penonton yang sudah rela merogoh kocek dalam-dalam.***
