Fasisme: Ancaman Kehancuran Demokrasi

Fasisme: Ancaman Kehancuran Demokrasi

Oleh: Gita Swara Ankaja

Fasisme adalah sebuah ideologi politik yang berusaha menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan cara kekerasan, represi, dan manipulasi. Fasisme seringkali dikaitkan dengan autoritarianisme, nasionalisme ekstrem, dan anti-demokrasi.

Ciri-Ciri Fasisme

1. Kultus Kepribadian: Fasisme seringkali dibangun di sekitar kepribadian karismatik seorang pemimpin yang dianggap sebagai simbol kekuatan dan kebenaran.

2. Nasionalisme Ekstrem: Fasisme seringkali menggunakan nasionalisme ekstrem untuk membangkitkan sentimen anti-asing dan membenarkan kekerasan terhadap kelompok minoritas.

3. Anti-Demokrasi: Fasisme seringkali menolak prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan hak-hak sipil.

4. Kekerasan dan Represi: Fasisme seringkali menggunakan kekerasan dan represi untuk mempertahankan kekuasaan dan menekan oposisi.

Contoh Negara Fasis

1. Italia di bawah Benito Mussolini: Italia di bawah Mussolini (1922-1943) adalah contoh klasik fasisme. Mussolini menggunakan kekerasan dan represi untuk mempertahankan kekuasaannya dan membangun cultus kepribadian.

2. Jerman di bawah Adolf Hitler: Jerman di bawah Hitler (1933-1945) adalah contoh lain fasisme. Hitler menggunakan nasionalisme ekstrem dan anti-Semitisme untuk membangkitkan sentimen anti-asing dan membenarkan kekerasan terhadap kelompok minoritas.

3. Spanyol di bawah Francisco Franco: Spanyol di bawah Franco (1939-1975) adalah contoh fasisme yang lebih moderat. Franco menggunakan kekerasan dan represi untuk mempertahankan kekuasaannya, tetapi tidak se ekstrem seperti Mussolini dan Hitler.

4. Korea Utara di bawah Kim Jong-un: Korea Utara di bawah Kim Jong-un (2011-sekarang) adalah contoh fasisme modern. Kim menggunakan cultus kepribadian dan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya dan membangun negara totalitarian

Indonesia pernah mengalami era yang memiliki unsur-unsur fasisme, yaitu pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto (1966-1998). Meskipun tidak sepenuhnya fasisme, Orde Baru memiliki beberapa ciri yang mirip dengan fasisme, seperti nasionalisme yang bersifar ekstrem, Orde Baru menggunakan nasionalisme ekstrem untuk membenarkan kekerasan terhadap kelompok minoritas, seperti PKI (Partai Komunis Indonesia) dan etnis Tionghoa.

Namun, perlu diingat bahwa Orde Baru tidak sepenuhnya fasisme, karena masih ada beberapa elemen demokrasi yang dipertahankan, seperti pemilihan umum dan parlemen. Meskipun demikian, era Orde Baru tetap dianggap sebagai salah satu periode paling gelap dalam sejarah Indonesia modern.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *