Potongan Tarif 10% Realistis, Begini Skemanya

Potongan Tarif 10% Realistis, Begini Skemanya


MAKNews, Jakarta – Beberapa waktu lalu redaksi mendapatkan terusan narasi yang beredar di grup WhatsApp. Narasi yang  disampaikan oleh YUDY (KBAN) selaku Juru Bicara APOB itu memberikan sudut pandang menarik terkait Laporan Keuangan (LK) PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan hubungannya dengan tuntutan Aliansi Pengemudi Online Bersatu (APOB) mengenai potongan tarif sebesar 10% bagi mitra pengemudi.


Berdasarkan data yang disampaikan, GOTO memang mencatatkan kerugian sebesar 2,24 triliun Rupiah. Namun, narasi tersebut menekankan bahwa angka ini merupakan grand total statistik data bruto sebesar 19,38 triliun Rupiah. Dari angka tersebut, kontribusi terbesar berasal dari PT. Gojek Indonesia, yang mencapai sekitar 72,4% atau setara dengan 14,04 triliun Rupiah. Lebih lanjut, narasi tersebut mengklaim bahwa untuk pertama kalinya, PT. Gojek berhasil mencatatkan laba sebesar 69 miliar Rupiah secara kuartalan.


Analisis APOB dalam narasi ini menyatakan bahwa dengan kontribusi pendapatan yang signifikan dari Gojek, potongan 10% terhadap mitra pengemudi versi rumusan APOB dianggap sangat rasional dan bahkan harus dipenuhi. Menurut APOB, kerugian GOTO justru disebabkan oleh kontribusi dari belasan anak perusahaan lainnya.


Menyikapi kondisi ini, narasi tersebut menyampaikan beberapa solusi yang diusulkan oleh APOB untuk memenuhi tuntutan potongan 10%:
Pertama,  pangkas biaya tidak produktif: Desak GOTO untuk melakukan efisiensi dengan menghentikan kompensasi kepada pihak-pihak yang dianggap tidak produktif, seperti satgas, informan korporasi, komunitas atau personal binaan, serta menghentikan biaya belanja jasa buzzer media sosial.
Kedua, restrukturisasi Anak Perusahaan: APOB menyarankan GOTO untuk segera melakukan aksi korporasi dengan menutup anak-anak perusahaan yang secara konsisten tidak produktif dan terus merugi.
Ketiga, opsi pengalihan Gojek: Sebagai opsi ekstrem, narasi tersebut menyebutkan bahwa jika PT. Gojek keberatan dengan pemenuhan potongan 10%, maka operasionalnya dapat diserahkan kepada perusahaan raksasa holding BUMN (Danantara? -red)

“Bahwa isu potongan 10% bagi pengemudi online lebih merupakan persoalan “kerelaan” dari pihak perusahaan, bukan semata-mata terkait dengan iklim investasi” tegas Yudy menutup narasi tersebut.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *