FOMO: Gaya Hidup Digital yang Diam-Diam Menguras Emosi

FOMO: Gaya Hidup Digital yang Diam-Diam Menguras Emosi

11 Juni 2025 – Di era media sosial yang serba cepat, FOMO atau Fear of Missing Out menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, terutama generasi muda. Fenomena ini menggambarkan perasaan cemas, tidak tenang, atau tertekan karena merasa tertinggal dari tren, aktivitas, atau pencapaian yang dilakukan orang lain.

Media sosial menjadi pemicu utama. Unggahan tentang liburan, konser, tempat makan baru, hingga pencapaian karier membuat banyak orang merasa harus selalu ikut serta agar tidak dianggap ketinggalan. Tak jarang, seseorang merasa bersalah jika tidak hadir dalam acara tertentu, tidak mencoba tren baru, atau tidak mengunggah sesuatu yang “layak tampil”.

Dalam jangka panjang, gaya hidup yang dipicu oleh FOMO dapat menyebabkan stres, kelelahan mental, dan perasaan tidak puas dengan diri sendiri. Dorongan untuk terus mengikuti arus bisa mengganggu keseimbangan hidup, bahkan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sehat, seperti konsumsi berlebihan atau aktivitas di luar batas kemampuan fisik dan finansial.

Meski demikian, semakin banyak orang mulai menyadari dampak negatif dari FOMO dan memilih untuk menjalani gaya hidup yang lebih tenang. Fokus pada kualitas hidup, istirahat yang cukup, dan menikmati momen tanpa tekanan sosial menjadi pilihan yang makin populer.

FOMO mungkin belum bisa dihindari sepenuhnya dalam kehidupan digital, namun mengenali batas diri dan memprioritaskan kesejahteraan pribadi bisa menjadi langkah awal untuk lepas dari tekanan yang tak perlu.

Baca Juga  Koperasi Desa Merah Putih Jangan Bernasib Seperti KUD

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *