#IndonesiaGelap: Suara Mahasiswa Melawan Pemotongan Anggaran

#IndonesiaGelap: Suara Mahasiswa Melawan Pemotongan Anggaran
Mahasiswa demo dengan spanduk #IndonesiaGelap

Gelombang protes mahasiswa kembali mengguncang Indonesia. Ribuan mahasiswa turun ke jalan dalam aksi bertajuk #IndonesiaGelap. Gerakan ini lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemotongan anggaran yang dianggap mengancam masa depan pendidikan dan kesejahteraan sosial. Demonstrasi ini berlangsung di berbagai kota besar, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan Surabaya, dengan tuntutan utama agar pemerintah bersikap transparan dan lebih berpihak pada rakyat.

Mahasiswa yang tergabung dalam aksi ini menilai bahwa pemotongan anggaran akan berdampak serius pada berbagai sektor, terutama pendidikan dan layanan sosial. Mereka khawatir subsidi pendidikan akan dikurangi, yang berpotensi menyebabkan kenaikan biaya kuliah dan menurunnya kualitas pendidikan di perguruan tinggi negeri. Selain itu, pemangkasan anggaran juga dikhawatirkan akan berimbas pada program bantuan sosial bagi masyarakat kurang mampu. Di tengah meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi, keputusan ini dinilai semakin memperberat beban rakyat kecil.

Di Jakarta, ribuan mahasiswa berkumpul di depan Istana Negara, meneriakkan tuntutan mereka dengan penuh semangat. Spanduk besar bertuliskan “Masa Depan Kami Bukan untuk Dikorbankan!” terbentang di tengah kerumunan. Sementara itu, di Yogyakarta, mahasiswa dari berbagai universitas berkumpul di Tugu Pal Putih, menggelar aksi dengan menyalakan lilin sebagai simbol masa depan yang suram jika kebijakan pemotongan anggaran tetap diterapkan. Di Medan dan Surabaya, aksi serupa juga berlangsung, dengan mahasiswa melakukan long march dan orasi di depan kantor pemerintahan setempat.

Pemerintah menanggapi aksi ini dengan menyatakan bahwa pemotongan anggaran dilakukan demi menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan pembangunan nasional tetap berjalan. Menteri Keuangan menegaskan bahwa tidak ada dampak signifikan terhadap sektor pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Namun, pernyataan ini justru memicu kritik yang lebih tajam. Mahasiswa dan aktivis menilai bahwa kebijakan ini lebih berpihak pada kepentingan elit dibanding rakyat kecil, mengingat anggaran untuk proyek infrastruktur besar tetap diprioritaskan sementara sektor sosial justru mengalami pemangkasan.

Gerakan #IndonesiaGelap bukan hanya sekadar protes sesaat, tetapi juga cerminan dari ketidakpuasan generasi muda terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak adil. Jika suara mahasiswa terus diabaikan, bukan tidak mungkin aksi ini akan meluas dan menjadi gerakan yang lebih besar di masa depan. Kini, pertanyaannya adalah, apakah pemerintah akan mendengar dan mengubah kebijakannya, ataukah mereka akan tetap bertahan dengan keputusan yang bisa memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat?***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *