Macam-Macam Tipe Pemilu di Dunia

Macam-Macam Tipe Pemilu di Dunia

Pemilihan umum (pemilu) merupakan fondasi utama dalam sistem demokrasi modern. Melalui pemilu, warga negara diberikan kesempatan untuk memilih pemimpin atau wakil yang akan mewakili aspirasi mereka dalam pemerintahan. Namun, bentuk dan mekanisme pemilu sangat bervariasi di berbagai negara. Perbedaan ini mencerminkan dinamika politik, sejarah, dan struktur sosial masing-masing negara. Secara umum, sistem pemilu di dunia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe utama, yaitu sistem mayoritas/pluralitas, sistem proporsional, sistem campuran, serta sistem alternatif lainnya.


1. Sistem Mayoritas (Majoritarian System)

Sistem mayoritas bertujuan untuk memberikan kemenangan kepada kandidat atau partai yang memperoleh suara terbanyak. Ada dua bentuk utama dari sistem ini:

  • First-Past-The-Post (FPTP)
    Juga dikenal sebagai sistem distrik tunggal, FPTP banyak digunakan di negara-negara seperti Inggris, India, dan Amerika Serikat. Dalam sistem ini, negara dibagi ke dalam distrik-distrik pemilihan, dan kandidat yang memperoleh suara terbanyak di tiap distrik akan memenangkan kursi. Kelebihan sistem ini adalah kesederhanaan dan kecenderungannya untuk menghasilkan pemerintahan yang stabil. Namun, kelemahannya adalah tidak proporsional karena partai dengan suara minoritas nasional dapat memperoleh kursi yang signifikan jika unggul di distrik-distrik tertentu.
  • Two-Round System (TRS)
    Sistem dua putaran digunakan di negara seperti Prancis. Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas mutlak (lebih dari 50%) di putaran pertama, maka diadakan putaran kedua yang hanya diikuti oleh dua kandidat teratas. Sistem ini memungkinkan pemilih untuk memilih dengan lebih strategis di putaran kedua.

2. Sistem Perwakilan Proporsional (Proportional Representation)

Dalam sistem ini, kursi di badan legislatif dialokasikan berdasarkan proporsi suara yang diterima oleh partai politik. Negara-negara seperti Belanda, Swedia, dan Brasil menerapkan sistem ini. Terdapat dua bentuk utama:

  • Daftar Partai (Party List System)
    Pemilih memilih partai, bukan kandidat individual. Partai kemudian menentukan siapa yang akan menduduki kursi yang mereka peroleh. Bisa bersifat tertutup (daftar ditentukan oleh partai) atau terbuka (pemilih memilih kandidat dalam daftar partai).
  • Single Transferable Vote (STV)
    Digunakan di negara seperti Irlandia dan Malta, sistem ini memungkinkan pemilih untuk memberikan peringkat pada kandidat. Kursi dialokasikan berdasarkan preferensi yang ditransfer, memberikan representasi yang lebih adil dan mengurangi jumlah suara yang terbuang.
Baca Juga  Teror Kepala Babi untuk Wartawan Tempo: Ancaman terhadap Kebebasan Pers

Sistem proporsional dianggap lebih representatif karena memberikan peluang kepada partai-partai kecil untuk memperoleh kursi sesuai kekuatan suara mereka.


3. Sistem Campuran (Mixed Electoral System)

Sistem ini menggabungkan unsur dari sistem mayoritas dan sistem proporsional. Contohnya termasuk Mixed-Member Proportional (MMP) yang digunakan di Jerman dan Selandia Baru, serta Parallel Voting System yang digunakan di Jepang dan Rusia.

  • MMP memungkinkan pemilih memberikan dua suara: satu untuk kandidat di distrik (menggunakan sistem FPTP) dan satu untuk partai (menggunakan sistem proporsional). Kursi kemudian dialokasikan untuk mencerminkan proporsi suara partai secara nasional.
  • Parallel Voting juga menggunakan dua jenis suara, tetapi kursi yang diperoleh melalui proporsional tidak disesuaikan untuk memperbaiki ketimpangan dari suara distrik. Dengan demikian, sistem ini cenderung lebih menguntungkan partai besar.

4. Sistem Alternatif dan Eksperimental

Beberapa negara menggunakan sistem yang lebih tidak lazim atau eksperimental:

  • Ranked-Choice Voting (RCV)
    Digunakan di beberapa negara bagian AS dan Australia (untuk Senat), sistem ini memungkinkan pemilih memberi peringkat pada kandidat. Jika tidak ada yang meraih mayoritas, kandidat dengan suara terendah dieliminasi, dan suara mereka dialihkan berdasarkan preferensi kedua, dan seterusnya.
  • Block Voting dan Cumulative Voting
    Dalam sistem ini, pemilih memiliki lebih dari satu suara untuk memilih beberapa kandidat, seperti dalam pemilihan dewan lokal. Sistem ini sering digunakan di tingkat subnasional.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *