MAKnewsdotcom- Mundurnya Elon Musk dari pemerintahan Trump menutup babak yang penuh gejolak dalam upaya reformasi birokrasi Amerika Serikat. Perannya sebagai kepala Department of Government Efficiency/DOGE meninggalkan warisan berupa PHK massal yang belum pernah terjadi sebelumnya, penutupan lembaga, dan perubahan radikal dalam operasi pemerintahan. Namun, kebijakan-kebijakan ini juga memicu resistensi hukum, protes publik, dan ketidakpastian ekonomi. Meskipun DOGE akan terus berlanjut, kepergian Musk mungkin akan mengurangi intensitas reformasi, sekaligus memberikan ruang bagi Trump untuk menyesuaikan strateginya di tengah tekanan politik. Dampak jangka panjang dari kebijakan Musk, terutama pada layanan publik dan perekonomian, akan terus menjadi subjek pengawasan dan debat.
Musk mengundurkan diri setelah mencapai batas waktu 130 hari sebagai special government employee (SGE), yang diperkirakan berakhir sekitar akhir Mei 2025. Status SGE membatasi durasi seseorang yang bukan pegawai pemerintah penuh untuk bekerja dalam kapasitas resmi. Meskipun ada spekulasi bahwa Gedung Putih dapat memperpanjang perannya, Trump dan beberapa sumber menyebutkan bahwa Musk akan kembali fokus pada bisnisnya, terutama Tesla, yang mengalami penurunan penjualan sebesar 13% di tengah kontroversi yang melibatkan Musk.
Namun, alasan kepergian Musk tidak hanya bersifat teknis. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Musk menjadi “beban politik” bagi Trump. Kebijakan DOGE yang agresif, termasuk PHK massal dan penutupan lembaga seperti USAID, memicu kemarahan publik, protes nasional, dan lebih dari dua lusin gugatan hukum. Reaksi negatif ini, ditambah dengan vandalism terhadap dealer Tesla dan tekanan dari Partai Demokrat, membuat posisi Musk semakin sulit. Senator Cory Booker bahkan memecahkan rekor pidato terpanjang di Senat dengan berbicara selama 24 jam untuk mengecam Musk dan Trump.Selain itu, hubungan internal dalam administrasi Trump juga menunjukkan ketegangan.
Beberapa penasihat Trump dilaporkan merasa frustrasi dengan pendekatan Musk yang dianggap terlalu radikal dan tidak terkoordinasi, seperti email What did you do last week? yang menyebabkan kebingungan di kalangan pegawai federal. Meskipun Trump secara publik memuji Musk, laporan dari Politico dan ABC News menyebutkan bahwa Trump secara pribadi mengindikasikan bahwa Musk akan mundur untuk menghindari dampak politik yang lebih besar.Postingan di platform X juga mencerminkan sentimen bahwa kepergian Musk mungkin bukan sepenuhnya sukarela.
Seorang pengguna X, @thejackhopkins, menyebutkan bahwa Trump “marah” karena masalah yang diciptakan Musk, termasuk rendahnya tingkat persetujuan publik terhadap pemerintahan Trump. Meskipun postingan ini tidak dapat diverifikasi, sentimen serupa mencerminkan persepsi publik tentang konflik internal. Dampak Mundurnya Elon MuskKepergian Musk memiliki sejumlah dampak signifikan, baik bagi pemerintahan Trump maupun bagi birokrasi federal dan masyarakat luas:Kelanjutan DOGE dan Reformasi Birokrasi.
Meskipun Musk mundur, DOGE dijadwalkan beroperasi hingga 2026 berdasarkan perintah eksekutif Trump. Pemimpin tingkat tinggi yang ditunjuk Musk di berbagai lembaga federal diperkirakan akan melanjutkan agenda pemangkasan birokrasi. Namun, tanpa kehadiran Musk, yang merupakan figur karismatik dan penggerak utama, efektivitas DOGE mungkin berkurang. Beberapa analis memperkirakan bahwa kebijakan yang lebih “bedah” akan diadopsi untuk menghindari reaksi negatif lebih lanjut.
Dampak Politik bagi Trump
Kepergian Musk dapat membantu Trump meredakan tekanan politik, terutama setelah kekalahan kandidat yang didukung Musk dalam pemilihan Mahkamah Agung Wisconsin, yang dianggap sebagai referendum awal terhadap kebijakan Trump dan Musk. Namun, ini juga dapat memperlemah narasi Trump tentang reformasi radikal, karena Musk adalah simbol utama dari agenda tersebut.Konflik Kepentingan dan Pengawasan
Keterlibatan Musk dalam pemerintahan menimbulkan kekhawatiran tentang konflik kepentingan, mengingat perusahaan-perusahaannya seperti SpaceX dan X memiliki kontrak besar dengan pemerintah. Kepergiannya dapat mengurangi pengawasan terhadap potensi penyalahgunaan wewenang, tetapi laporan keuangan rahasia Musk sebagai SGE tetap menjadi isu yang belum terselesaikan.
Dampak Ekonomi dan Sosial
PHK massal yang diprakarsai Musk telah menyebabkan ketidakpastian ekonomi, terutama di wilayah seperti Washington, D.C., yang bergantung pada pegawai federal. Laporan dari Challenger, Gray, and Christmas menyebutkan bahwa 172.017 pekerja kehilangan pekerjaan pada Februari 2025, dengan 62.242 di antaranya berasal dari sektor pemerintahan, angka tertinggi sejak Resesi Besar 2009. Penurunan belanja konsumen dari pegawai yang di-PHK diperkirakan akan memengaruhi bisnis lokal dan perekonomian secara keseluruhan.***